Adalah perjalanan tahun dimana aku banyak kehilangan sekaligus juga tahun yang banyak menemukan.
Diawali dengan aku kehilangan mamaku, papaku, pekerjaanku, semangat idealismeku, tujuan hidupku, hingga kehilangan kesadaran tentang siapa diriku sebenarnya.
Berkali-kali kebuntuan akal dan kesadaran itu mengajakku untuk menyudahi usia di beberapa tempat yang aku kunjungi seorang diri
Dengan vibrasi dan kuasa negatif yang begitu kokoh menyelimuti.
Namun di sisi lain, tak bisa aku pungkiri, aku pun menemukan pengganti.
Salah duanya adalah (pertama) ketika secara Ganyana (Ga di nyana), aku menemukan seorang Teman Hidup, yang secara kebetulannya aku temui di kala sedang berada di hutan Taman Hidup, Gunung Argopuro (2018).
Seseorang yang namanya tidak pernah mau aku masukkan dalam daftar orang yang aku bidik untuk menjadi temanku dalam menjalani kehidupan, namun ternyata justeru ia yang dipilihkan oleh Tuhan semesta raya.
Yang sejauh ini (Segala Puji bagi Tuhan) selalu menemani dan berusaha tak lelah dalam memahamiku yang aneh lagi tak karuan.
(kedua) Lagi-lagi secara Ganyana aku menemukan jembatan pembangkit semangat kreatif bercampur idealis justeru di bidang kuliner, bidang yang sedari dulunya begitu aku hindari karena menurutku memang bukan di wilayah kesukaan dan kemampuanku. Oleh karena itu kunamainya dengan, Ganyana Hungry.
Duhan Tuhan, pemilik semesta jiwa..
Terima kasih atas enam tahun berjalan..
Terima kasih atas segala kehilangan demi kehilangan
sekaligus sebuah pertemuan.
Maha Suci Engkau
Dengan segala Ketulusan Cintanya.
(2) Comments