Harus begini dulu mungkin alur cerita untuk anak manusia.
Dari yang tak dianggap hingga kiriman tinta fitnah yang tak kunjung mereda.
Satu persatu longlongan singa mengudara
Menyemburatkan untaian sajakĀ yang sudah dimasak dengan sedemikian rasa.
Aku benci bila hanya menggelantungkan nyawa tanpa berbuat
Aku benci jika selalu menutup lubang kepekikan senja atas nama maklumat.
Entahlah.
Dunia nampaknya sedang kembali bergurau demi sebuah penguatan akar.
Demi sebuah pencapaian makna dari tepi paling mendasar
Ah dunia.
Mengapa kami harus mendiami hari dimana banyak bergelimangan rasa iri dan dengki?
Atas rasa tak puas dengan semua yang telah dimiliki diri
Lalu memulai segalanya dengan pembenaran dari asumsi tak yang tak berisi.
Ah dunia.
Betapa lucu isi kandunganmu
Serasa aku ingin kembali tertidur tanpa terganggu
Atas tinta fitnah dari makhluk yang tak lagi perlu dianggap itu..